Senin, 23 Maret 2009

Retire Out & Love Story

Hahaha… beginilah jadinya kalo anak kabe pada ngumpul. Kalo bukan diskusi dan belajar, pasti makan, pasti ketawa, atau bicarakan anak orang, bahkan lebih parah sampai saling lempar ejekan. Yang paling sering itu adalah kalo bukan Fadhil-Lia pasti Akaram-Mira. Sama-sama dijodohkan, dianggap sepele tapi bisa bahaya nantinya.

Dan hari ini anak-anak kabe kumpul lagi, sedang yang jadi tuan rumahnya adalah Dian locusnya di Abdesir nomor sekian di samping sungai. Beuh, hari ini anggota kabe tidak complete hadirnya, Titi dan Zaldi entahlah mereka ke mana. Tanpa kabar berita.

Oya, fokus pertemuan kabe pada minggu ini adalah persiapan ujian mid Hukum Acara Perdata, Psikologi Hukum, dan Pengantar Sosiologi Hukum. Dan hari ini adalah khusus untuk pembahasan Hukum Acara Perdata, penanggungjawabnya ada 3 orang yaitu Fadhil, Titi, dan Antho.

Penjelasan panjang lebar bermuncrat-muncrat dimulai Fadhil mulai dari pengertian sampe ke asas-asas, dan berhubung karena Titi tidak datang dan Fadhil juga Iswan mau tanding bola di fakultas, maka Saya (Antho) yang melanjutkannya. Mulai dari gugatan sampe yang terakhir dipelajari yaitu mengenai Jawaban tergugat atas gugatan penggugat.

Mungkin kalian bertanya-tanya apa hubungannya antara judul tulisan di atas dengan isi postingan. Nah… ini dia ceritanya, di sela-sela diskusi tadi itu Akram tiba-tiba bikin ‘gempar’ teman-teman. Kenapa ? dia mengatakan kalo akan mengundurkan diri. Bah, sebuah pukulan bagi tim ini. Seorang genius tidak akan bersama kita lagi, apa jadinya kabe ini nantinya.

Cowok-cowok akan jadi kaum termarjinalkan, mungkin bisa jadi demikian. Bagaimana tidak, kalo Akram pergi siapa lagi coba yang bisa imbangi kekuatan maha dahsyat otak Mira di kaum cowoknya ? tak ada yang bisa. Betul-betul pukulan telak. Setelah Akram mengutarakan pernyataannya itu, teman-teman langsung menghentikan diskusinya dan fokus pada Q & A ke Akram.

“Kenapa bisa Akram ?”, “Cerita meko ?”, “Jangan kw pendam ?”, “Gara-gara X iyo ?”, “Atau kau merasa lebih enak belajar sendiri daripada kita-kita ?”, “Karena pacarmu melarang ?”. Itu sebagian daripada pertanyaan teman-teman.

“Ah tidak ji”, “lanjut-lanjut mi pembahasannya”, “ini bukan masalah internal kabe, tapi ini masalah eksternal pribadi”, jawab Akram dengan raut wajah seperti biasa. Bagaimanapun banyaknya manuver-manuver pertanyaan teman-teman ke Akram, tapi Akram tetap bisa mengelak dengan ketawa, entahlah. Bahkan dia sampai pada pembicaraan ‘rumah tangga’ dengan Yaya’, mengalihkan jadinya.

Love story nya dimulai dari sini nih teman-teman. Akram menanyakan ke Yaya’ mengenai pertanyaan ‘berbisa’nya kepada Yaya’ kira-kira setahun yang lalu itu. “Jadi bagaimana mi jawaban ta Ya’?”. Suasana jadi tegang dan gele’-gele’ menurutku. Teman-teman pada diam, seakan-akan hanya Akram dan Yaya’ yang ada di sana, mereka hanya pasang telinga, tedeeeeet.

“tidak” jawab Yaya’. Kasiannya mamo Akram Ya’. Apasih kurangnya itu anak, wajah oke, agama oke, pintar, senyum menawan, lesung pipi 1,5 cm, dan memesona. Seandainya saja saya jadi Yaya’……………….. kira-kira apa jawaban kalian ?

0 komentar: