Rabu, 25 Maret 2009

Introspection

Kembali hari ini anak-anak Kabe kumpul lagi. Yang menang tender tuan rumah kali ini adalah Iswan, berlokasi di tempat yang baru, Perumahan Swadaya Mas Blok D Nomor 12, rumah tampak depan warna kuning di garasi ada Nissan merah sedang diparkir (kalo nggak dipake), di depannya tumbuh 2 batang pohon mangga yang masih remaja, ketika mengetok pintu, pintu beberapa saat berderit, dan tedeeeeet keluar lah Iswan dengan senyum merekahnya. Sedikit cerita fiksi pembuka, tidak semuanya benar.

Dan apa-apa yang kami takutkan kemarin itupun terjadi. Akram tidak datang, entahlah. Pertama yang tiba adalah Fadhil yang boncengan dengan Zaldi, Iswan yang boncengan dengan Dian, dan Antho alone. Yang selanjutnya Mira dijemput sama Zaldi di depan gerbang masuk perumahan. Sedang Yaya’, Titi, dan Lia ‘katanya’ berhalangan. Yaya Vs Her Dad, sebuah bentuk konflik perang dingin rumahan yang diperkirakan akan selesai esok hari. Semoga saja.

Lia and Her Mom, berusaha untuk menjadi anak yang berbakti kepada orang tua. Sedang Titi juga sama dengan Yaya’, ada konfrontasi dengan nenek tercinta, berharap warisan yah Ti’ ? sepertiganya untuk Kabe ya. Hehehe.

Duduklah si bocah-bocah ini di sofa empuk ruang tamu yang dindingnya berwarna hijau. Nah, sebuah keberuntungan hari ini adalah kalo kita kedatangan tamu agung –istilah Fadhil yaitu Afrijal, Upz. Sekali lagi, komposisi tim seperti kemarin yang tidak komplit terasa tidak mendukung kondisi diskusi kita, 4 anggota tidak hadir, jumlah yang besar.

Nah, berhubung karena Fadhil penasaran dengan peristiwa-peristiwa apa yang dia lewatkan kemarin, makanya dia kemudian membongkar kami-kami yang ada di sana, berusaha untuk memancing untuk bercerita banyak. Walah-walah dasar mulut benalu, Mira akhirnya terpancing, terbongkar mi semua. Mulai dari awal sampai akhir. Setelahnya, entahlah siapa yang mulai lagi (mungkin Mira to’ji juga), kita kemudian membahas mengenai ‘apa kurang ku di tim Kabe ?’. Dimulai dari Fadhil terus Mira, dan seterusnya. Untuk hasilnya, silahkan kalian tanya ke orangnya langsung. Pokoknya menyesal yang tidak datang :-(

Puas, puas dan puas. Puas mendengar mereka bicara banyak. Akhirnya puas itu jatuh ke lapar. Kita ke sesi masak-masak, Mira Wongso dan Dian Khoirudin. Berhubung karena hanya dua betina yang ada, lahirlah ide untuk bikin makanan yang ringan-ringan mo. Agak meleset daripada ide sebelumnya yang mau berat-berat, pako soup, dan sebagainya. Mereka beraksi di belakang, pake potong-potong, iris-iris, sobek-sobek, dan bolak-balik, tidak sampe ji yang banting-banting (pinjam istilah Pak Something Wrong – Arman Mattono EsHa).

Karena terobsesi mengejar kriteria suami idaman, hingga akhirnya dua sekawan h**o Fadhil dan Jaldi turun tangan juga di dapur. Pertamanya sih oke punya, namun karena sifat Sotta’ Zaldi yang mana dia campur bumbu sembarangan, makanya mereka secara halus di drop out dari dapur.

Tedeeeeet, jadi deh martabak mie nya. Lapar, sudah minum yang dingin-dingin, enaknya apa coba ? ya pasti makan martabak mie yang masih anget-angetnya, Lezat dan gurih itu ekspresinya. Sedikitnya ada 6 bundaran martabak mie yang kami habiskan, tidak kurang dalam waktu setengah jam. Lanjut, hal inti yang kita lupakan selama ini dimulai. Presentasi mengenai Psikologi Hukum oleh Mira dilakukan dengan solo carier. Terus terang, pertemuan kali ini sangat-sangat tidak efektif, kan sudah cerita panjangmi tadi dari awal, trus ditambah banyak ketawa-ketawa, laper sudah makan ya kenyang, kalo sudah kenyang kira-kira enaknya bagaimana meki ? Zzz… Zzz… Zzz…  

0 komentar: